Hutan Petungkriyono

 




Hutan Petungkriyono, hutan yang hampir rusak demi membangun ekonomi warga sekitar. Mulai dari menebang pohonnya, memburu hewan dihabitatnya sendiri, dan lain-lain. Mengapa itu terjadi? Ternyata itu merupakan pekerjaan atau mata pencaharian warga sekitar demi menghidupi keluarganya. Kita perlu menghargai hutan supaya mempunyai nilai yang lebih dari yang kita ketahui. Arif Setiawan mempunyai ide untuk membangun ekonomi Petungkriyono dengan cara menjual kopi.

Para pemburu membuat keputusan untuk pelan pelan berubah pekerjaan menjadi pengolah kopi. Kopi owa ini sudah sampai Jakarta bahkan Singapura. Dari sini, kita dapat belajar bahwa dalam menikmati kopi bisa sekaligus membantu mereka dalam pelestarian satwa. Tidak hanya kopi, ada juga gula aren. Damuri, pengolah gula aren yang juga mengganti pekerjaan dari memburu. Walaupun hasilnya sedikit, namun Ia lebih nyaman mengolah gula aren. Lalu ada lebah hutan, sudah menjadi mata pencaharian masyarakat sejak sekitar 1998. Tahun 2019 dibuatlah demplot sehingga masyarakat sekitar dapat belajar di demplot yang sudah disediakan, 2020 sudah beberapa masyarakat yang tertarik dan juga memulai untuk budidaya. Hutan mulai berkembang dan Mikrohidro sangat menguntungkan masyarakat karena masyarakat memerlukan listriknya namun dengan biaya yang murah.

Saat ini tidak hanya satu orang yang menjaga, namun menjaga bersama-sama.  Kondisi hutan Petungkriyono sekarang sudah imbang dari aspek ekologi, ekonomi, dan sosial dapat berjalan dengan sejalan dan seirama.

Comments

Popular Posts