BIOGRAFIKU
“Perempuan keturunan Jawa” begitulah pandangan semua orang terhadap
diriku karena namaku memiliki unsur “Roro” sehingga mereka langsung mengetahui
darimana asalku. Perempuan yang memiliki nama Roro Allistya Hanuunsari atau
biasa dipanggil Hanun lahir di Jakarta, 18 maret 2006. Termasuk salah satu dari
ribuan atau bahkan jutaan manusia yang memiliki zodiak ikan atau pisces. Seperti
yang kita ketahui bahwa cinta pertama seorang anak perempuan adalah Ayah
mereka sendiri. Ayahku bernama Raden Agus Sulistijo yang biasa dipanggil Bapak
Agus sekaligus guru les kegiatan non akademikku karena Ayahku pandai semua hal.
Ibuku Bernama Sri Nursari yang biasa dipanggil Ibu Nuning, walaupun
bertempramen galak tetapi ibuku merupakan orang yang suka ketawa dengan hal
hal yang kurang lucu menurutku, sedangkan Ayahku hobi mengeluarkan
bercandaan yang kadang lucu kadang juga tidak. Oh ya, aku punya seorang kakak
laki- laki yaitu Raden Muhammad Adib Haryo Sulistiyo atau biasanya aku panggil
Mas Adib ia juga pernah bersekolah di Moonzher yaitu angkatan 32.
Ayahku merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ia lahir di Lasem, 04
Agustus 1971. Ia lahir di keluarga Jawa dengan adat istiadatnya yang masih kuat,
terbukti dengan rumah eyangku di Rembang yang cukup besar, setiap sudutnya
memiliki unsur Jawa dan materialnya mirip seperti di keraton Yogyakarta. Ayahnya
Bernama Drs.H.R.Soenarno dan Ibunya Bernama Sukraemi atau yang biasa aku
panggil Eyang Narno dan Eyang Ti. Sedangkan Ibuku merupakan anak terakhir dari
tujuh bersaudara ia lahir di Cirebon, 02 Januari 1970. Kakekku bernama Soekanta
dan Nenekku Bernama Tjijih atau yang biasa aku panggil Pak Iyan dan Mbah. Ibuku
menghabiskan 28 tahun hidupnya di Jawa Barat seperti Cirebon dan Bandung
sebelum akhirnya ia merantau ke Jakarta. Sayangnya di umur 39 atau tahun 2011
Kakekku meninggal dunia.
Sejak kecil aku kurang dekat dengan kedua orang tuaku karena mereka bekerja
setiap hari, jadi aku selalu bersama dengan asisten rumah tangga dan Mas Adib. Aku
menempuh Pendidikan pertama kali tahun 2011 di TK dekat rumahku yaitu TK
Cresendo sebelum aku pindah ke TK Pembangunan Jaya mengikuti jejak kakakku
(kata ibu biar hemat ongkos). Disana aku bertemu dengan banyak teman bahkan
beberapa dari mereka masih berteman dekat denganku. Sejak TK aku selalu
menggunakan antar jemput yang sama, nama antar jemputku yaitu Pak Aziz. Pak
Aziz merupakan sosok yang sabar, bahkan setiap aku tidur di mobil jemputan ia
selalu membangunkanku dengan nada yang lembut.
Setelah lulus dari TK Pembangunan Jaya, aku bersekolah di SD Pembangunan
Jaya. Sejak kelas 2 sampai kelas 5 SD aku selalu mengikuti Olimpiade Sains Kuark,
banyak hal yang dapat aku pelajari mulai dari konsep-konsep dasar sampai
mendapat teman baru saat olimpiade. Saat aku berada di bangku kelas 2 SD
Kakakku atau Mas Adib sibuk lolos ke IMSO atau International Math and Science
Competition, makannya dari kelas 1 kedua orang tuaku lebih fokus mengurus
kakakku karena ia sering mengikuti lomba-lomba. Aku cukup terbiasa akan hal
tersebut bahkan sampai sekarang, karena mungkin pada saat itu memang kakak aku
membutuhkan perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya. Saat aku kelas 5 SD
tiba-tiba aku mendengar kabar bahwa Pak Aziz meninggal dunia. Berat bagikuuntuk mengikhlaskan kepergian beliau karena beliau sudah aku anggap seperti
Ayahku sendiri.
Selama 5 tahun menempuh pendidikan sekolah dasar, aku bukan merupakan
siswi yang cerdas (bahkan terkadang sering remedial). Perbedaan perilaku aku dan
kakakku membuat seringkali Ibu marah kepadaku karena aku terlalu banyak main.
Aku merupakan orang yang ekstrovert dari dulu. Aku suka bersosialisasi dengan
orang dan mengobrol dengan banyak orang, berbeda dengan kakaku yang
cenderung tertutup dengan orang orang disekitarnya. Aku tidak suka belajar hitunghitungan dan IPA, aku lebih suka belajar tentang music ataupun melukis karena aku
suka melukis.
Dari dulu melukis di kanvas adalah salah satu hal yang selalu aku lakukan ketika
aku sedang sedih. Menurutku, dengan melukis sunset atau pemandangan yang
indah dapat menenangkan otak dan merelakskan syaraf yang tegang.
Saat kelas 6 aku berubah menjadi anak yang rajin dan bisa dibilang pintar.
Sering kali saat tryout aku mendapat ranking 10 besar dari satu angkatan. Nilainilaiku juga stabil dan banyak yang meningkat. Saat lulus, aku mendapat peringkat
satu nilai IPA terbaik, peringkat 3 nilai matematika terbaik dan peringkat 6 nilai Ujian
Sekolah. Karena hasil yang memuaskan tersebut aku diterima di salah satu SMP
negri di Jakarta Selatan yaitu SMPN 19. Aku senang bersekolah di sana karena
teman temannya baik, makanan kantinnya juga enak serta melatihku untuk menjadi
lebih mandiri. Sayangnya 3 bulan setelah bersekolah di sana kedua orang tuaku
memutuskan untuk memindahkanku. Aku dipindahkan kembali ke SMP
Pembangunan Jaya. Berat rasanya untuk meninggalkan teman-temanku, apalagi
kami selalu bersama setiap harinya.
Masa SMPku dikelilingi oleh guru guru yang baik, guru-guru di sekolahku sangat
seru dan menyenangkan. Guru di SMP PJ kebanyakan masih muda sehingga mereka
sangat seru untuk diajak bercanda dan mengobrol. Setelah pindah aku juga
dikelilingi teman-teman yang sangat baik dan menyenangkan. Saat SMP aku
termasuk salah satu siswi yang aktif. Aku menjadi anggota OSIS di bidang Bela
negara. Aku juga menjadi President Director Student Company kelasku, Student
Company merupakan salah satu kegiatan yaitu mendirikan suatu perusahaan.
Perusahaan yang aku dirikan pada saat itu bernama “ Tea Philosophy” yang menjual
minuman boba dengan 2 pilihan rasa. Perusahaan kelasku saat itu sangat ramai
dikunjungi bahkan kami setiap harinya memproduksi 40-70 cup jika tidak ada acara.
Ketika ada acara-acara besar perusahaan kami bisa tembus 130 order setiap
harinya, penjualan yang sangat besar tersebut yang membuat perusahaan Tea
Philosophy mendapat juara perusahaan terbaik.
Selama 3 tahun aku juga mengikuti lomba alat peraga yang diselenggarakan
oleh SMA PJ dan aku 2 kali mendapatkan juara 1, aku juga mengikuti lomba
business plan dalam acara GEW setiap tahunnya dan mendapat juara 1 selama 2
kali. Selain itu, aku merupakan anggota ekskul saman di mana kami sering tampil di
berbagai acara seperti Artfest, Galaxee dan Malam Kesenian. Ekskul saman di PJ
juga pernah juara mendapat juara 1 lomba tari tradisional se-JABODETABEK yang
diselenggarakan oleh Al-Kausar Jakarta, juara 3 lomba tari di Pesantren Jagat Arsy.
Selain di bidang non-akademik aku juga aktif di bidang akademik. Aku sering
mewakilkan sekolah dalam berbagai olimpiade seperti Labora Fest 2019, Jakarta In
Global 2020, Nupho fisika 2020 dan lain-lain. Saat wisuda aku meraih nilai Ujian
Sekolah tertinggi ke-4 dan judul karya tulis terbaik. Lulus dengan nilai yang bagus
tentu menjadi kebanggan tersendiri untukku dan kedua orangTahun 2019 aku di diagnosis memiliki scoliosis dengan derajat yang sudah
parah. Skoliosisku berada di kemiringan diatas 55 derajat sehingga opsi untuk
menyembuhkannya hanya operasi, namun umurku masih kurang untuk menjalani
operasi. Aku fisioterapi sebanyak 6 kali dan memakai alat penopang yaitu brace, hal
tersebut membuat aku harus keluar dari ekskul basket dan berpindah ke ekskul tari
saman. Untungnya, aku dikelilingi oleh orang-orang yang peduli terhadapku. Wali
kelasku yaitu Bu Endang sangat peduli denganku dan suka memeriksa keadaanku
apabila aku melakukan aktivitas yang berat.
Tahun 2020 sampai tahun 2021 merupakan tahun terburukku. Di tahun 2020
aku sempat di fitnah oleh temanku sendiri yang membuat aku kehilangan banyak
teman. Teman temanku mempercayai hal tersebut termasuk Dinar. Dinar merupakan
temanku sejak kelas 4 SD dia ikut menjauhiku dan mempercayai apa yang dikatakan
temanku, tak disangka ternyata ia tidak hanya menfitnahku ke teman-temanku
tetapi juga mengadu domba aku dan dinar sejak November 2019. Setelah itu
masalah yang lain mulai bermunculan tanpa hentinya, mulai dari masalah keluarga
sampai masalah ke pelajaran. Hal tersebut cukup berat untuku karena sebelumnya
aku tidak pernah diserbu masalah sebanyak itu. Berkali kali aku ingin menyudahi
semuanya tetapi aku selalu ingin Ibuku mempunyai anak dokter sehingga aku harus
selalu menguatkan diriku sendiri.
Sampai akhirnya aku iseng mengikuti pelatihan untuk membangun karakter
dalam diri kita sehingga dapat menjadi manusia yang lebih baik. Banyak hal yang
dapat aku pelajari dari pelatihan tersebut seperti tahapan dalam memecahkan
masalah, hal yang harus kita lakukan untuk membangun karakter, dan lain-lain.
Setelah 5 hari mengikuti rangkaian acara tersebut tak kusangka saat penutupan
acara aku bertemu dengan Tulus. Kak Tulus merupakan salah satu orang yang
berjasa untukku. Saat sesi tanya jawab tidak aku sangka pertanyaanku mengenai
apa yang aku alami dijawab dan diberikan nasihat yang selalu kuingat.
Nasihat tersebut berisi “Ketika hidup kita masih berjalan, jangan pernah kamu
anggap bahwa itu adalah titik terendahmu karena masih banyak perjalanan yang
harus kamu lalui dalam hidup”. Singkat tetapi bermakna, begitulah kata-kata
tersebut sangat berarti untukku dan selalu aku dengarkan ketika aku merasa sedih.
Lalu aku melanjutkan Pendidikan SMAku di SMAN 2 Tangerang Selatan. Sejak
kelas 7 SMP aku sudah menginginkan melanjutkan SMA di Moonzher karena
kakakku yang ber sekolah di Moonzher mengatakan bahwa sekolahnya bagus dan
juga pembelajarannya tidak seperti sekolah negri pada umumnya. Saat kelas 9 aku
mengikuti 2 tes sekolah swasta yaitu Labschool dan Al-Azhar BSD dan diterima di 2
sekolah tersebut. Namun, pilihan pertamaku masih Moonzher.
Awalnya aku kira aku akan susah memiliki teman karena banyak orang yang
tidak kukenal di angkatanku. Tapi tak kusangka aku mendapatkan banyak teman
bahkan sejak MPLS, mereka sangat baik dan sangat ramah kepadaku. Teman MPLS
terdekatku yaitu Nayla dan Salwa, sedihnya saat pembagian kelas aku tidak sekelas
dengan mereka berdua. Untungnya aku sekelas dengan Alya yaitu teman SD dan
SMPku.
Lalu aku mulai berkenalan dengan teman-teman sekelasku. Selama hampir satu
tahun satu kelas dengan teman-teman 10 MIPA 1 aku memiliki teman dekat
bernama Zahrah, kami memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin masuk kedokteran
tetapi Zahrah atau Ara ingin Kedokteran Gigi sedangkan aku ingin Kedokteran.
Teman-teman kelas 10 MIPA 1 juga membuatku merasa masa-masa SMAku sangat
menyenangkan karena kami sering mengobrol dan bermain bersama.
Tahun 2022, aku berumur 16 tahun dan aku sangat bahagia karena aku bisaberdamai dengan diriku sendiri setelah 3 tahun. Setelah banyak masalah yang aku
hadapi akhirnya aku bisa percaya diri dan lebih menyayangi diriku sendiri. Prinsip
hidup yang selalu aku terapkan adalah “Hukum Newton 3” yaitu aksi = reaksi.
Perlakukanlah semua orang baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan, perbaiki diri
kamu supaya kamu juga dipertemukan dengan orang-orang baik.
Comments
Post a Comment